HUMAN CAPITAL: DIGITAL SKILL, WORKFORCE MUST HAVE THE RELEVANT
Ide untuk kolaborasi sangat diperlukan untuk membantu kita lebih cepat transformasi, selama saya bekerja di BTP Jabar, kita banyak menerima para pelajar untuk dapat magang sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni oleh para peminat yang mengusulkan proposal. Memang sangat baik setelah mempelajari teori ilmu dan dilanjutkan bekerja sangat baik membuka wawasan, seperti apa dunia kerja yang sesungguhnya. Selain itu setiap pegawai juga belajar banyak bagaimana sehingga setiap orang punya peran secara profesional menyelesikan tugasnya sehari-hari tapi mereka memahami philosophy dari terjemahan job deskripsi yang dimiliki. Saya sendiri terus belajar dan berupaya bagaimana bekerja yang baik agar kualitasnya maksimal dan mendapatkan yang terbaik.
Bekerja itu penuh tantangan, begitu juga belajar. Ada rasa tangguh yang bisa membantu kita mewujudkan setiap sesi tahapan yang harus di lalui, maka setiap orang dihadapkan pada pilihan. Strategy pilihan itu kita bisa dapatkan dengan mencari sendiri apa yang mau kita pilih, namun ada juga yang sudah siap didepan mata, jika kita tidak punya privileged nantinya akan membedakan kita memulai nya darimana tapi percayalah sesungguhnya nanti akan bertemu ditangga kesuksesan. Saya ingin menulis saduran sekiranya bisa memotivasi kita dalam dunia kerja, terutama jika kita ingin menjadi seorang Leader dalam suatu organisasi, maka tentunya harus memahami manajemen karyawan atau tim kerja yang ada disekeliling kita, terlepas profesi yang kita tekuni pelayan publik atau private sebenarnya sama aja. Pertanyaannya kalau bekerja di perusahaan sendiri bagaimana ? ada baiknya kita simak dulu yuk. Tapi dalam hal ini tentunya Leader yang sesungguhnya adalah memimpin diri sendiri dalam kehidupan untuk dapat menjadikan hidup bahagia.
Problem solving dan analitycal skills itu beda beda tipis dalam LEADERSHIP IN DIGITAL ERA dapat menerapkan digital cooperation, digital readiness, security and privacy, digital etiquette beberapa prinsip berupa Flexibility, Curiosity and open mindset, Agile , Influencer alias communication and vizualisation , The General, Mentor dan Guardian bukan auditor banyak di bicarakan secara serius dan mendalam pada forum webinar online. Sangat betul sekali kemampuan dan keinginan kita beradaptasi untuk memberikan dampak penting bagi komunitas sangat diperlukan, namun memang memerlukan waktu untuk kita untuk belajar lebih dalam. Bekerja itu ya belajar untuk mudah mengerjakan segala sesuatu yang menjadi tanggung jawab kita. Kalau kita sudah mampu membuat suatu system menjadi mudah maka tentunya itu menandakan kita menguasai bidang yang kita tekuni, namun kita harus tetap terus belajar melihat dari berbagai sisi agar dapat memberikan efek yang lebih dalam lagi kemanfaatannya. Contoh melaksanakan sharing informasi terkait pekerjaan kita dan sharing literasi sangat baik, kesempatan menjadi pembicara dalam forum regiaonal dan internasional adalah pencapaian skill development.
Name tag Erni Basri ketika menjadi Pembicara Digitalisasi Indonesia Oktober 2019
Saya baru saja mendapatkan nilai kelulusan dalam mempelajari QRMP setelah sebelumnya juga mendapatkan sertifikat profesi sudah PII, alhamdulillah. Kenapa profesi harus ada, karena disana kita dibentuk untuk lebih profesional dalam pendalaman suatu keahlian dan memicu kita untuk terus berkelanjutan memeliharan ilmu kita.
Ada banyak bisnis proses yang harus dilakukan risk register agar semua sistem kerja dapat lebih efektif dan efisien. Fokus pada transformasi digital DAPAT membedakan cara kerja zaman dahulu dengan kini. yuk kita inovasi terus menerus agar pekerjaan kita bisa lebih efektiv dan efisien.
Comments
Post a Comment