THREE - BUKTI NIAT KERJAKAN -Engage Your Core [ KIM HUI 29 APRIL 2025]

 

Engage Your Core – Leadership by Example

Saat itu saya berkata pada diri sendiri, “You know what? I’ve got this.”
Saya tarik napas, minum air, dan... saya mengaktifkan inti sayaI engaged my core. Lalu saya lanjutkan perjalanan.

Tapi sebenarnya, apa makna dari “engage your core”?

Mengaktifkan inti bukan hanya tentang otot — tapi tentang menghubungkan diri dengan alasan terdalam kita.
Dalam perjalanan kewirausahaan, "inti" Anda adalah alasan mengapa Anda memulai.
Kenapa Anda membangun bisnis ini? Apa yang ingin Anda capai?

Semuanya dimulai dari langkah-langkah kecil.

Secara pribadi, selama dua tahun terakhir saya merasa mulai kehilangan keseimbangan. Saya jarang berolahraga, mulai kehilangan massa otot, dan sadar bahwa saya perlu menyehatkan diri kembali — agar bisa terus menginspirasi, termasuk bagi diri saya sendiri.

Itulah inti saya.
Dan hal yang sama berlaku dalam bisnis ini:
Apa inti Anda? Apa alasan Anda? Temukan dan aktifkan itu.

Momen Kesadaran

Setelah menyelesaikan pendakian, kami lanjut ke sesi angkat beban.
(Siapa tahu suatu hari nanti kalian bisa lihat sedikit tonjolan otot di saya! 😄)

Tapi saat saya kembali ke hotel — satu-satunya tempat yang punya koneksi internet di area pegunungan itu — saya mulai berpikir:

"Sekarang perusahaan meluncurkan promosi Core Three dan Double Double.
Selama dua tahun ini, bukankah saya sudah menghubungi semua orang yang saya kenal?
Bukankah saya sudah melakukan semuanya?"

Tapi kemudian saya sadari — saya belum selesai.
Saya bilang pada diri saya:
“Tidak. Saya masih bisa. Saya akan mulai lagi.”

Saya kembali ke alasan saya — mengapa saya memulai proyek ini di usia 57 atau 58 tahun?
Mengapa saya merasa dipanggil untuk menjalankan misi ini?

Saya teringat orang-orang di retreat itu — ada 20 orang. Beberapa saya ajak bicara, beberapa belum.
Merekalah alasannya.
Mereka adalah alasan saya melakukan ini.

Jadi saya ambil ponsel saya dan berkata,
“Oke, saya akan mulai. Saya akan memimpin dengan memberi contoh.”

Memimpin dengan Memberi Contoh

Meskipun sedang "cuti", saya tetap mendukung tim global — menjawab pertanyaan, membantu sebisa mungkin.

Tapi saya juga sadar, saya perlu memimpin dengan tindakan.
Saya harus menyelesaikan Core Three saya sendiri.

Dan hasilnya?
Dalam 7–10 hari terakhir, saya telah mensponsori secara pribadi 10–12 orang — dan itu baru sampai huruf "J" di kontak saya!

Sebagian besar dari mereka bukanlah pemimpin besar. Bahkan, belum pernah terlibat di bidang ini.
Tapi saat Anda mengubah cara pandang — saat Anda terhubung kembali dengan alasan Anda
seakan-akan portal baru penuh kemungkinan terbuka.

Seperti Mendaki Gunung

Sama seperti pendakian itu:

Jangan lihat pencapaian orang lain. Lihat jalur Anda sendiri. Lihat langkah Anda sendiri.
Katakan pada diri sendiri:
“Saya bisa. Tinggal beberapa langkah lagi.”

Saya ingat saat mendaki, mereka berkata:
"Kim, kamu hanya perlu sampai puncak bukit itu."

Saya tanya, "Yang itu?"

Lalu saya lanjutkan langkah...
Setelah sampai, mereka bilang,
"Masih ada tikungan lagi — ada jalur tambahan di belakang puncak."

Saya hanya bisa berkata, “Oh my gosh…”

Tapi saya teruskan. Saya ubah sudut pandang saya.
Dan apa yang terjadi?
Saya dapat energi baru, ruang baru, semangat baru.
"You got this."

Kalau saja saya tahu seluruh rute dari awal, mungkin saya sudah menyerah.
Terkadang, kuncinya adalah berfokus hanya pada langkah berikutnya bukan seluruh perjalanan.

Pelajaran untuk Bisnis

Hal yang sama berlaku dalam bisnis ini.

Banyak pemimpin berkata:
"Saya sibuk mendukung tim."

Tapi saya juga mendukung tim global — dan tetap menyelesaikan dua set Core Three, bahkan kini sedang mengerjakan set ketiga, mungkin keempat.

Jangan jadikan batas minimum sebagai standar maksimum.

Inti dari semua ini bukan soal bonus atau peringkat.
Tapi soal menjadi contoh yang menginspirasi — menunjukkan bahwa “kamu juga bisa.”

Saya pernah berkata pada seseorang:
"Maaf ya, tapi core kamu masih lemah."
Dia bertanya:
"Ada pose pilates buat itu?"

Saya jawab:
"Ada. Dan namanya: Core Three."

Kalau kamu mau benar-benar melatih "core" kamu,
kerjakan Core Three-mu.

Saya ingin mengingatkan:
Tidak penting apakah kamu menyelesaikan banyak atau sedikit.
Yang penting adalah kamu melangkah.

Kalau saya bilang,
"Astaga, saya harus mendaki lima mil…",
saya pasti kewalahan.
Tapi saya ubah cara berpikir saya.

Dan dalam enam hari, saya mendaki 40 mil.
Cukup jauh, dan kulit saya jadi lebih gelap — tapi juga punya cahaya yang sehat.

Yang penting adalah:
Inti Anda itu penting.
Ketika Anda bergerak, Anda aktifkan inti Anda.

Begitu pula dalam bisnis:
Aktifkan alasan terdalam Anda.
Itulah yang memberi Anda tenaga untuk terus maju.

Dan ketika Anda tahu why Anda,
cara Anda mendekati orang lain akan berbeda.
Saat saya bertemu orang-orang di retreat itu, saya tahu:

"Kalian adalah alasan saya."


🟢 Lanjutan: Engage Your Core – Leadership by Example

Suatu kali, ada seorang wanita yang cedera pergelangan kaki dan lututnya. Saya bilang,
“Dengar, saya punya sesuatu untukmu.”
Kami mulai berbincang. Kami terkoneksi. Kami saling berbagi.

Orang-orang — merekalah alasan kenapa saya terus menjalani wellness ini.
Dan saat kamu berbagi seperti itu, satu hal yang penting untuk dipahami adalah: ekspektasi.

Kalau seseorang menolak, atau tidak merespons — tidak apa-apa.
Mungkin waktunya belum tepat. Mungkin mereka belum terbuka.

Pikirkan ini: Empowerment Hour di hari Selasa.
Sebagian orang mungkin berkata,
“Aduh, aku baru pulang kerja. Kenapa harus ikut?”
Tapi saat sesuatu punya makna dan memberimu kepuasan — kamu akan luangkan waktu.

Orang sering bertanya,
“Sudah berapa orang yang kamu ajak bicara? Berapa yang kamu sponsori?”
Saya tidak tahu. 30? 35? 40?

Ada yang berkata,
“Ya jelas, Kim, kamu kan sudah dikenal di industri ini. Orang ingin bergabung karena nama besarmu.”
Tidak juga.

Banyak orang yang saya temui di retret itu bahkan tidak tahu siapa saya.
Mereka tidak tahu apa yang pernah saya capai.
Orang-orang yang saya ajak bicara — semuanya baru. Pemula.

Banyak orang berkata,
“Saya cuma cari yang ‘besar’. Saya cuma mau builder. Saya cuma mau legenda.”
Tapi kamu tahu?

Legenda itu diciptakan, bukan dilahirkan.

Saya tidak mengklaim diri saya legenda — tapi saya contoh nyata:
Saya tidak mulai dengan berkata,
“Saya mau jadi besar di bisnis ini.”
Tidak. Seseorang mengenalkan saya pada peluang.
Saya menerimanya.
Saya jalani.
Saya kerjakan.
Dan saya kerjakan lagi.

Sama seperti Michelangelo.
Saat dia menciptakan patung David yang ikonik —
dan saat ditanya, “Bagaimana kamu menciptakan karya seagung ini?”
Dia menjawab,
“Saya tidak menciptakannya. Saya hanya membuang bagian-bagian yang bukan David.”

Begitu juga dengan bisnis ini.

Ketika kamu benar-benar menjalaninya,
bisnis ini akan membantumu “mengukir” dirimu sendiri —
menghapus batasan pikiran, kebiasaan lama, dan struktur yang tidak lagi cocok —
hingga versi terbaik dirimu, versi legenda, bisa muncul.

Jadi teman-teman,
Pose terbaik untuk melatih "core" kalian adalah Core Three.
Itulah kenapa perusahaan meluncurkan promosi ini.

Saya tidak melakukannya untuk sekadar menambah penghasilan.
Bukan demi gelar.
Saya melakukannya untuk memimpin dengan memberi contoh — menunjukkan apa yang mungkin.

Apakah mereka nanti membangun bisnis atau tidak, itu bukan soal.
Saya hanya berharap mereka jadi lebih sehat.
Kalau mereka rutin konsumsi produk, mereka akan lebih sehat.
Dan mungkin, dalam perjalanan itu, mereka akan ingin berbagi. Siapa tahu?

Tapi itu di luar kendali saya.
Bagaimana orang merespons — itu bukan tanggung jawab kita.

Mungkin kamu berpikir,
“Mereka menghilang. Mereka ghosting.”
Who cares?

Yang penting adalah kamu melakukan bagianmu:
Membagikan sesuatu yang kamu yakini sebagai hal terbaik dalam dunia wellness.

Dan sebagai penutup, izinkan saya bagikan ini:

Salah satu pemandu pendakian kami pernah bilang saat kondisi makin berat —
udara tipis, napas harus dalam, kaki terus menanjak —
Ia berkata sesuatu yang mendalam.

Dia dulunya peselancar. Ayahnya mengajarinya berselancar.
Dia bisa naik ke papan dan menaklukkan ombak.
Tapi dia kesulitan saat harus berbelok.

Lalu ia bertanya pada ayahnya,
“Dad, kenapa aku nggak bisa belok?”

Dan sang ayah menjawab,

“Nak, kalau kamu mau berbelok — cukup lihat ke arah yang kamu tuju. Papanmu akan mengikuti.”

🌊 Begitu juga dalam hidup.

Kalau kamu ingin berubah arah, ingin menuju tujuan baru — cukup fokus ke arah itu. Karena di mana perhatianmu berada, di situlah energimu mengalir.

Dalam bisnis ini, banyak orang berkata,
“Aku mau sukses. Aku mau bangun bisnis ini.”
Tapi pertanyaannya: Apakah kamu benar-benar menetapkan niat itu dengan sungguh-sungguh?

Karena bukti dari niat yang sejati adalah tindakan.

Kalau kamu berkata ingin membangun bisnis ini —
apa yang kamu lakukan setiap harinya untuk mewujudkan niat itu?

Saat berselancar, cukup dengan mengarahkan kepala — dan papan akan ikut.
Begitu juga di sini.

Comments

Popular posts from this blog

KUPAS TUNTAS ETERNEL THREE

KUPAS TUNTAS PURIFI THREE

THREE Mr. Les Brown - Christine Peterson and Samson Li