DIMENSI WELLNESS Perjalanan hidup dan filosofi Lara Trump
Perjalanan hidup dan filosofi Lara Trump, dimensi wellness
🧠1. Mental Wellness
1. Membangun kepercayaan diri dari nol: Lara memulai dari ketakutan dan keraguan, namun perlahan membentuk mental yang tangguh dengan keberanian bertindak.
2. Melangkah sebelum merasa siap: Kepercayaan diri datang lewat pengalaman, bukan sebaliknya.
3. Mengelola sindrom impostor: Lara menerima bahwa tidak perlu tahu semua hal sebelum memulai—yang penting adalah kemauan belajar.
4. Fokus pada hal yang bisa dikendalikan: Tidak terpancing oleh komentar negatif atau opini publik.
5. Menentukan target jangka pendek dan panjang: Membagi tujuan jadi bagian kecil menjaga mental tetap fokus dan tidak kewalahan.
💪 2. Physical Wellness
6. Olahraga harian sebagai prioritas: Meski sangat sibuk sebagai ibu dan profesional, Lara selalu menyempatkan olahraga karena dampaknya pada tubuh dan mental.
7. Menggunakan tantangan fisik (triathlon) untuk memotivasi diri: Ia memilih target berat agar tetap berkembang.
8. Mengakui pentingnya self-care: Termasuk perawatan diri fisik sebagai bentuk penghargaan atas tubuh sendiri.
❤️ 3. Emotional Wellness
9. Menggunakan fitnah sebagai bahan bakar: Alih-alih tenggelam dalam emosi negatif, ia menjadikannya motivasi.
10. Berani merasakan namun tidak terjebak: Luka dan pengkhianatan justru menjadi pelajaran hidup.
11. Menjaga emosi stabil lewat rutinitas sehat: Olahraga, spiritualitas, dan keluarga sebagai penyeimbang.
👨👩👧 4. Social Wellness
12. Memilih inner circle dengan bijak: Kepercayaan dan keaslian jadi kunci dalam membangun relasi sosial.
13. Memiliki sistem dukungan sehat: Lingkaran sahabat perempuan dan tim profesional yang mendukung secara tulus.
14. Menjaga koneksi emosional dengan anak-anak dan keluarga: Membentuk fondasi relasi yang sehat dan inspiratif di rumah.
15. Membesarkan anak dengan cinta dan disiplin: Menumbuhkan generasi tangguh lewat pengasuhan seimbang.
🧠5. Spiritual Wellness
16. Percaya bahwa semua terjadi karena alasan ilahi: Ia percaya Tuhan menempatkannya di jalur ini untuk maksud tertentu.
17. Kehadiran dan kontribusi lebih penting dari kesempurnaan: Melayani dengan hati dan menjadi terang dalam panggilan hidupnya.
18. Membangun hidup yang berarti, bukan hanya sukses: Berfokus pada dampak, bukan popularitas.
🎯 6. Purpose & Leadership Wellness
19. Memimpin dengan tujuan dan keyakinan: Menggunakan platform-nya untuk memperjuangkan perempuan, keluarga, dan negara.
20. Filosofi 10X: Hidup dengan prinsip mendorong batas, membangun orang lain, dan percaya bahwa kapasitas kita lebih besar dari yang disadari.
Elena Cardoneintelligence and Grace a true leader in both business and media and a devoted
Apa yang Dilakukan Lara Trump untuk Mencapai Kesuksesan Bisnis
Elena Cardone memperkenalkan Lara Trump sebagai sosok cerdas dan anggun, pemimpin sejati di dunia bisnis dan media, sekaligus seorang ibu dan istri yang berdedikasi. Lara telah memberikan dampak luar biasa di panggung nasional dengan hati dan keyakinan yang kuat. Semangat kewirausahaannya membuatnya menjadi suara yang dihormati, baik dalam dunia politik maupun bisnis.
Namun pengaruhnya tidak berhenti di situ. Lara adalah advokat yang bersemangat bagi perempuan dan keluarga, menggunakan platformnya untuk menginspirasi dan mendorong orang lain mencapai potensi tertinggi mereka. Ia adalah contoh sempurna dari perempuan 10X—seseorang yang mendorong batas, menembus hambatan, dan memimpin dengan tujuan.
Ketika ditanya mengenai rutinitas harian yang membantunya terus berkembang secara mental dan emosional, Lara menjelaskan bahwa ia selalu menyempatkan diri untuk berolahraga setiap hari. Sebagai ibu dari dua anak kecil—Carolina yang hampir berusia 5 tahun dan Luke yang berusia 6 tahun—waktu untuk dirinya sendiri sangat terbatas. Maka, meskipun harus bangun di jam sangat dini, ia tetap berkomitmen melakukan olahraga karena itu adalah satu-satunya momen yang ia miliki untuk menenangkan diri dan mengatur ulang energi.
Menurutnya, aktivitas fisik tidak hanya membantunya menjadi ibu yang lebih baik, tapi juga membuatnya tampil lebih baik saat berbicara di depan umum, tampil di televisi, ataupun saat berjuang demi negaranya. Meski tidak selalu semangat melakukannya, ia selalu merasa jauh lebih baik setelah selesai.
Lara juga mengaku bahwa ia menyukai tantangan—termasuk ikut triathlon secara spontan. Ia tidak selalu mempersiapkan diri secara sempurna, namun menyukai sensasi menaklukkan sesuatu yang tampaknya mustahil. Bahkan ketika ia bepergian dan tidak merasa ingin berolahraga, ia tetap melakukannya karena tahu dampak positifnya terhadap tubuh dan pikirannya.
Saat membahas bagaimana ia bisa menjadi perempuan yang percaya diri dan kuat seperti sekarang, Lara mengaku bahwa awalnya ia sangat takut. Ia adalah perempuan biasa dari wilayah Tenggara Carolina Utara, dan sempat sangat gugup ketika pertama kali berbicara di depan publik pada masa kampanye presiden tahun 2016. Namun karena merasa harus mendukung ayah mertuanya, ia memberanikan diri untuk maju dan terus mencoba. Ia berpura-pura percaya diri sampai akhirnya benar-benar menjadi percaya diri. Pengalaman ini membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat dan yakin dalam menghadapi tantangan.
Lara juga menyinggung tentang bagaimana ia dan keluarganya menghadapi kritik dan fitnah. Sejak awal pencalonan ayah mertuanya sebagai presiden, ia menyaksikan langsung bagaimana media memotong-potong pernyataan untuk membentuk narasi tertentu. Ia menyadari bahwa banyak hal yang ditampilkan bukanlah kebenaran sepenuhnya. Fitnah bahkan menyerang suaminya yang, pada usia 22 tahun, mendirikan yayasan amal untuk membantu rumah sakit anak-anak St. Jude.
Semua ini tentu berdampak pada dirinya dan keluarganya, namun ia memilih untuk tetap kuat dan terus maju. Ia menekankan pentingnya memiliki landasan yang kuat dalam jati diri, serta keinginan untuk terus berkembang, meski harus menghadapi ketakutan dan tantangan besar. Bagi Lara Trump, keberanian, konsistensi, dan integritas adalah kunci sukses dalam karier dan kehidupan.
Menyeimbangkan Keluarga dan Ambisi
Lara Trump menceritakan bahwa suaminya telah mengumpulkan hampir 40 juta dolar untuk St. Jude Children’s Research Hospital melalui badan amalnya—yang memiliki rasio pengeluaran terendah dari semua lembaga amal swasta di Amerika. Mereka bahkan mendonasikan unit perawatan intensif dan pusat bedah canggih ke rumah sakit tersebut. Namun, hanya karena satu orang memutuskan menulis tuduhan palsu bahwa dana itu disalahgunakan, suaminya sempat dicap negatif—seolah-olah ia mencuri uang dari anak-anak penderita kanker. Bagi Lara, tuduhan semacam itu menjijikkan dan sangat menyakitkan.
Sebagai pecinta hewan yang aktif dalam penyelamatan dan adopsi anjing, Lara juga pernah difitnah bahwa ia menyalahgunakan aktivitas amalnya. Meski sulit, terutama saat pertama kali mengalami fitnah, ia belajar untuk menghadapi semua itu dengan ketegaran.
Pelajaran terbesar yang ia dan keluarga Trump pelajari adalah bahwa yang penting adalah mereka yang sungguh mengenal kita—karakter, integritas, dan dedikasi kita. Ia menghindari membaca komentar negatif di media karena tahu hal itu hanya akan merusak semangatnya. Orang-orang yang menyerang di balik layar bukanlah mereka yang berkontribusi atau berjuang; mereka hanya menyebarkan kebencian. Yang penting adalah dukungan dari orang-orang yang benar-benar mengenal siapa kita.
Menghadapi Haters
Saat ditanya bagaimana ia menghadapi para pembenci, Lara menjawab dengan penuh semangat bahwa kini ia justru menyukainya. Butuh waktu untuk sampai di titik itu, karena pada awalnya ia merasa terpukul. Namun ia kemudian menyadari: jika orang berbicara tentang dirinya, berarti ia sedang melakukan sesuatu yang benar. Ia menggunakan komentar negatif sebagai bahan bakar untuk terus maju.
Lagu yang ia nyanyikan saat masuk ke atas panggung—I Won’t Back Down milik Tom Petty—adalah cover versi dirinya sendiri. Ia bahkan diserang ketika mencoba masuk ke dunia musik. Namun semua itu justru membakar semangatnya. Ia berkata, “Tunggu saja, kalian akan lihat apa yang akan saya lakukan selanjutnya.”
Menjaga Motivasi di Tengah Tantangan
Lara menjelaskan pentingnya memiliki tujuan. Ia mulai ikut triathlon bukan hanya karena ingin sehat, tapi karena butuh target yang menantang. Ia merasa bosan jika melakukan hal yang sama terus-menerus, dan dengan memiliki tujuan seperti triathlon—yang melibatkan berenang, bersepeda, dan lari—ia terdorong untuk berkembang.
Saat ini hidupnya sangat sibuk, terutama menjelang pemilu. Ia menyadari bahwa waktu bersama keluarga menjadi terbatas. Sebagai seorang ibu, ia merasa berat meninggalkan rumah karena tahu bahwa ibulah yang biasanya tahu semua hal—dari dokter anak, makanan favorit keluarga, hingga tempat menyimpan kunci cadangan. Namun ia menerima peran di RNC karena yakin pada tujuannya, dan menandai 5 November sebagai titik akhir dari masa paling sibuk ini.
Membangun Kepercayaan Diri dan Tujuan Pribadi
Lara juga menjalankan podcast tiga kali seminggu, meluncurkan lini pakaian olahraga, dan membuat serial dokumenter tentang pemilu 2016. Untuk semua itu, ia menetapkan target: ada yang jangka pendek (per jam atau harian), dan ada juga yang jangka panjang (enam bulan atau satu tahun). Ia memecah fokusnya menjadi bagian-bagian kecil yang dapat dicapai agar tidak kewalahan.
Ia menekankan pentingnya perempuan membangun rasa percaya diri. Menurutnya, rasa percaya diri tidak selalu datang sebelum bertindak—kadang kita perlu melangkah dulu, baru kepercayaan itu muncul. Ia sendiri mengakui bahwa ada banyak hal yang awalnya ia ragukan, namun dorongan dari orang-orang seperti ayah mertuanya, Donald Trump, membantunya percaya pada kemampuannya.
Pentingnya Investasi pada Diri Sendiri
Bagi Lara, pertumbuhan pribadi sangat penting. Ia percaya bahwa tidak ada hal lain di sekitar kita yang bisa berkembang jika kita tidak bertumbuh dari dalam. Terkadang, investasi pada diri sendiri berupa bangun pagi untuk olahraga, pergi ke salon, atau sekadar melakukan sesuatu yang membuat diri merasa lebih baik—karena seorang ibu yang lelah dan tidak seimbang akan berdampak pada seluruh keluarga.
Ia menyamakan hal ini dengan instruksi keselamatan di pesawat: “Pasang masker oksigenmu dulu sebelum membantu orang lain.” Kita harus baik-baik dulu secara mental dan fisik sebelum bisa hadir penuh untuk orang lain.
Sistem Dukungan dan Memilih Orang Terpercaya
Lara Trump menekankan bahwa ia tidak akan bisa bertahan tanpa jaringan dukungan yang ia miliki—baik di rumah maupun dalam dunia profesional. Ia memiliki lingkaran sahabat perempuan dan juga kelompok profesional yang terdiri dari berbagai latar belakang. Namun satu hal yang menjadi benang merah: mereka adalah orang-orang yang bisa ia percayai.
Dalam hidup yang penuh sorotan seperti miliknya, kepercayaan menjadi segalanya. Ia butuh orang-orang yang tidak hanya bisa memberikan nasihat, tetapi juga menjadi tempatnya meluapkan perasaan. Kadang, kita hanya butuh seseorang yang mau mendengarkan tanpa harus memberikan solusi.
Bagi Lara, ini bukan hanya tentang memiliki teman—tapi tentang memiliki "tim". Orang-orang yang benar-benar ingin melihat kita berhasil dan tetap berada di sisi kita, baik saat senang maupun sulit. Tanpa sistem seperti itu, ia mengaku takkan bisa menjalani semua yang ia lakukan.
Memilih Siapa yang Layak Masuk Lingkaran Terdekat
Tentu tidak semua orang bisa masuk ke dalam lingkaran kecil ini. Sebagian adalah sahabat seumur hidup, seperti ibunya sendiri yang selalu ia hubungi setiap hari. Tapi ada juga yang baru dikenal, namun sudah melalui banyak hal bersama, sehingga tercipta ikatan kepercayaan yang kuat.
Menurut Lara, kita biasanya bisa merasakan sejak awal apakah seseorang tulus atau memiliki agenda terselubung. Meski begitu, terkadang tetap ada kesalahan penilaian—dan itu adalah bagian dari proses belajar. Ia menyadari bahwa selama ini, instingnya sering kali memberi peringatan, tapi ia terlalu ingin percaya. Kini ia belajar untuk lebih mendengarkan suara hati dan intuisi.
Menghadapi Luka, Tanpa Jadi Sinis
Ketika ditanya apakah ia menjadi lebih tertutup atau sinis setelah beberapa kali dikecewakan, Lara menjawab tidak. Ia tetap terbuka, hanya saja kini lebih sadar dan selektif. Ia mengingat kembali peringatan suaminya saat mereka mulai berkencan—bahwa akan ada orang-orang yang mendekat karena nama keluarganya. Saat itu, ia belum sepenuhnya memahami maksudnya, tapi pengalaman membuktikan bahwa peringatan itu benar.
Meski demikian, ia tidak menyesali pengalaman-pengalaman itu. Justru dari sanalah ia mendapat pelajaran terbaik. Kegagalan atau pengkhianatan, bagi Lara, adalah guru paling berharga.
Menavigasi Dunia dengan Nama Besar
Lara tumbuh di keluarga sederhana di North Carolina dan dibesarkan dengan nilai-nilai kuat. Ia selalu berusaha menjaga nama baik keluarganya. Ketika masuk ke dunia yang penuh eksposur, ia banyak belajar dengan mengamati. Ia mempelajari bagaimana orang lain berbicara di depan umum, bagaimana mereka membangun bisnis, dan bagaimana mereka menginspirasi.
Dari semua itu, ia tak berusaha menjadi orang lain, tapi mencoba menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri berdasarkan pengamatan itu.
Tentang Sindrom Impostor
Banyak perempuan, kata Lara, mengalami sindrom impostor—perasaan seolah-olah mereka belum cukup pantas untuk posisi atau apresiasi yang mereka terima. Lara menanggapi hal ini dengan sederhana namun kuat: kita tidak harus tahu segalanya sejak awal.
Menurutnya, justru tidak apa-apa untuk merasa belum siap. Kadang kita harus melangkah dulu, baru keyakinan itu muncul. Dunia tidak menuntut kita sempurna, tapi butuh kehadiran kita. Dan yang penting untuk diingat: selalu ada yang mengamati kita—anak-anak kita, teman, bahkan orang asing yang terinspirasi diam-diam.
Menjadi Teladan dan Hadir untuk Anak
Lara menyadari bahwa anak-anaknya sangat memperhatikannya. Dalam satu momen, putrinya berpura-pura naik pesawat untuk “bekerja buat Grandpa”—sebuah tanda bahwa anak kecil pun mengamati dan menyerap apa yang dilakukan orang tua mereka. Bagi Lara, ini menjadi pengingat bahwa meski kita merasa tak tahu segalanya, kita tetap harus hadir dan memberikan versi terbaik dari diri kita setiap hari.
Ia mengakui bahwa tak ada satu pun orang yang benar-benar merasa 100% percaya diri. Kita semua masih berproses, dan perasaan "impostor syndrome" itu justru membuat kita ingin belajar dan berkembang. Kuncinya adalah percaya pada proses dan bahwa Tuhan menempatkan kita di jalur ini karena suatu alasan. Banyak pintu terbuka dalam hidup Lara, tapi ia sendiri yang harus berani melangkah masuk, meski dengan rasa takut.
Menghadapi Identitas dan Pengorbanan Pribadi
Ketika menikah dengan Eric Trump, Lara menghadapi tantangan besar dalam menemukan kembali jati dirinya. Ia sempat meninggalkan pekerjaannya sebagai produser di Inside Edition saat kampanye 2016, awalnya hanya untuk tiga bulan—tapi tidak pernah kembali. Ketika mertuanya terpilih, ia mulai bertanya dalam hati: apa artinya ini untuk diriku sendiri?
Lara jujur bahwa ia mengalami masa-masa di mana ia merasa harus "menanggalkan" sebagian impian dan pencapaian pribadinya. Ia merasa telah bekerja keras untuk sampai ke titik itu, dan sempat merasa kehilangan arah. Namun kemudian, ia diberikan tanggung jawab di tim kampanye lanjutan—dan justru dari situ ia belajar banyak tentang hal baru.
Ia menekankan bahwa menjadi bagian dari keluarga Trump tidak datang dengan buku panduan. Ia sempat mencoba “meniru” sosok seperti Ivanka atau Melania, tapi akhirnya sadar bahwa yang terbaik adalah menjadi dirinya sendiri. Momen paling kuat dalam hidupnya adalah ketika ia berhenti mencoba menjadi orang lain, dan memutuskan untuk mengembangkan versi terbaik dari Lara Trump.
Perjalanan Menemukan Kekuatan Pribadi
Lara membandingkan perjalanannya dengan narasi yang dibagikan rekannya, tentang transformasi dari aktris menjadi ibu, lalu menjadi partner dalam bisnis. Perubahan-perubahan ini bisa membuat seseorang merasa kehilangan identitas. Namun Lara menemukan bahwa impian pasangan bisa menjadi impian bersama. Bukan soal "mengorbankan" diri, tetapi menyatukan tujuan.
Ia juga membagikan dinamika keluarganya—bagaimana Eric bisa menjadi “ayah yang seru”, sementara ia memainkan peran disiplin. Tapi mereka memiliki komunikasi yang baik dan selalu kompak dalam membesarkan anak-anak.
Refleksi Tentang Parenting
Dalam pengasuhan, Lara percaya pada keseimbangan antara cinta dan ketegasan. Ia dibesarkan dengan pola asuh “tough love”, begitu juga Eric. Ia menghargai pendekatan tim yang mereka jalankan—seperti yang dilakukan Donald Trump pada anak-anaknya: membuat mereka bekerja keras sejak dini. Menurut Lara, pola ini membentuk karakter dan rasa tanggung jawab.
Ketika ditanya apakah orang tua zaman sekarang terlalu lunak, Lara setuju. Ia merasa terlalu banyak anak yang “menguasai rumah”, dan orang tua membiarkan mereka mengekspresikan semuanya tanpa batas. Di rumahnya, satu perintah cukup satu kali. Ia percaya bahwa disiplin adalah bentuk kasih sayang juga.
Membangun Generasi Tangguh dan Warisan Kekuatan
Lara menyampaikan kekhawatirannya bahwa masyarakat kini berada di fase “masa mudah melahirkan pribadi lembek, yang kemudian akan menciptakan masa sulit berikutnya.” Sebagai orang tua, ia merasa bertanggung jawab untuk membesarkan anak-anak yang kuat dan tangguh. Mereka lahir dengan nama besar—Trump—dan mereka harus cukup kuat untuk menanggung beban, tantangan, dan peluang dari nama itu seumur hidup mereka.
Ia bercerita dengan penuh rasa bangga bahwa anak perempuannya yang baru berusia empat tahun sudah menyatakan keinginan untuk tetap menggunakan nama Trump ketika menikah kelak. Ini adalah cerminan dari bagaimana keluarga mereka menanamkan rasa percaya diri dan kebanggaan sejak dini.
Apa Makna 10X bagi Lara Trump
Ketika ditanya tentang apa arti filosofi "10X", Lara menekankan pentingnya saling membangun, saling menyemangati, dan menyadari bahwa kita semua punya kapasitas jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Menurutnya, kita sering tidak sadar bahwa orang lain sedang mengamati dan terinspirasi oleh tindakan kita—bahkan hal-hal kecil.
“Kalau kita bisa saling dorong, saling naikkan, dan benar-benar ingin satu sama lain mencapai potensi penuh... maka kita akan menciptakan dampak luar biasa,” katanya. Baginya, batas satu-satunya hanyalah imajinasi. Tapi itu harus dibarengi dengan kerja keras, konsistensi, dan fokus.
Tentang Warisan untuk Perempuan
Lara menyampaikan pesan kuat: “Tidak ada yang di luar jangkauanmu sebagai perempuan.” Ia ingin semua wanita—termasuk putrinya sendiri—tumbuh dengan keyakinan penuh bahwa mereka bisa melakukan apa pun. Ia berharap perempuan-perempuan masa kini dan masa depan tumbuh dengan tim pendukung yang sehat: pasangan, sahabat, komunitas—yang mendorong mereka untuk bermimpi dan mewujudkannya.
Ia mengingatkan, menjadi ibu bukan hanya tentang merawat, tapi juga membentuk manusia hebat. Hanya perempuan yang bisa melahirkan dan membesarkan generasi berikutnya—itu kekuatan yang luar biasa dan tak tergantikan. Maka, menurutnya, perempuan bukan hanya setara—dalam banyak hal, merekalah pemimpin sejati dunia yang sedang berjalan ini.
Di akhir, Lara meninggalkan pesan: pilihlah orang-orang yang membangkitkanmu, dan buanglah "gangguan" dari hidupmu. Karena kamu tak punya waktu untuk hal-hal yang melemahkan fokus dan tujuanmu.
SUMBER
What Lara Trump Did to Achieve Business Success
https://www.youtube.com/watch?v=xki4qB-9-qo
Comments
Post a Comment