100 Best Point – Kebijaksanaan (Wisdom)

Life Principles Handbook 100 Best Point – Kebijaksanaan (Wisdom)

  1. Kekayaan sejati tidak selalu berbentuk harta.

  2. Prestasi bukan ukuran akhir dari nilai hidup.

  3. Hubungan bukan satu-satunya sumber kebahagiaan.

  4. Kebijaksanaan adalah mata uang baru kehidupan.

  5. Kebijaksanaan tidak butuh dipamerkan.

  6. Kebijaksanaan tumbuh tenang dan mengakar di jiwa.

  7. Kebijaksanaan membimbing langkah tanpa validasi luar.

  8. Mengerti perbedaan antara reaksi dan respons.

  9. Mengerti perbedaan antara sibuk dan produktif.

  10. Mengerti perbedaan antara menyenangkan orang lain dan menghormati diri sendiri.

  11. Kebijaksanaan lahir dari kesalahan berulang yang diubah menjadi pelajaran.

  12. Kesalahan menjadi guru jika diolah dengan sadar.

  13. Belajar bergerak dengan cara berbeda setelah gagal.

  14. Berhenti membuang energi pada hal yang tak layak.

  15. Tidak mengejar orang yang meninggalkan dalam kebingungan.

  16. Tidak berdebat untuk membuktikan nilai diri.

  17. Menyadari kekuatan dalam diam.

  18. Kebijaksanaan mengajarkan pengendalian diri.

  19. Tidak semua undangan perlu diterima.

  20. Tidak semua hinaan layak dibalas.

  21. Tidak semua emosi layak direspons.

  22. Memilih menjadi pengamat dalam percakapan.

  23. Membiarkan kehadiran menjadi bahasa.

  24. Menjaga kedamaian meski diuji.

  25. Melepaskan dengan kejernihan, bukan kemarahan.

  26. Menyadari bahwa waktu adalah guru terbesar.

  27. Mengerti bahwa keheningan sering lebih berdaya daripada kata.

  28. Belajar dari kesalahan orang lain tanpa harus mengulangnya.

  29. Memilih pertempuran yang layak dilawan.

  30. Tidak bereaksi pada provokasi yang dangkal.

  31. Menghargai proses lebih dari hasil instan.

  32. Menerima bahwa tidak semua orang akan mengerti.

  33. Mengutamakan ketenangan batin di atas kemenangan argumen.

  34. Menghindari drama yang tidak perlu.

  35. Menyadari bahwa jawaban tidak selalu perlu diucapkan.

  36. Memilih kata-kata dengan hati-hati.

  37. Menghargai pendapat berbeda tanpa merasa terancam.

  38. Memahami bahwa mengalah bukan berarti kalah.

  39. Mengerti bahwa menunggu waktu yang tepat adalah kebijaksanaan.

  40. Menyadari bahwa kebisuan bisa menjadi perlindungan.

  41. Menyadari bahwa emosi yang terkendali adalah kekuatan.

  42. Mengakui bahwa semua orang punya perjalanan masing-masing.

  43. Belajar dari setiap luka.

  44. Melihat kesulitan sebagai guru, bukan musuh.

  45. Tidak cepat menilai sebelum memahami.

  46. Mempraktikkan kesabaran di situasi sulit.

  47. Mengetahui kapan harus maju dan kapan harus mundur.

  48. Menjaga perspektif jangka panjang.

  49. Tidak terjebak dalam ego.

  50. Menghargai keheningan sebagai ruang refleksi.

  51. Menyadari bahwa tidak semua hal perlu ditanggapi cepat.

  52. Menghindari godaan untuk selalu benar.

  53. Menerima kritik dengan pikiran terbuka.

  54. Tidak membiarkan emosi menguasai keputusan.

  55. Mengerti bahwa memaafkan adalah hadiah untuk diri sendiri.

  56. Memahami nilai waktu dan tidak menyia-nyiakannya.

  57. Menyadari bahwa kesabaran membuka banyak pintu.

  58. Memilih ketenangan daripada kekacauan.

  59. Menghormati batasan diri dan orang lain.

  60. Menyadari bahwa setiap orang memiliki sudut pandang unik.

  61. Mengerti bahwa kehilangan bisa menjadi pelajaran.

  62. Menggunakan pengalaman untuk membantu orang lain.

  63. Menghargai perjalanan, bukan hanya tujuan.

  64. Mengetahui kapan harus berkata “tidak”.

  65. Mengerti bahwa kesederhanaan bisa menjadi kebahagiaan.

  66. Menggunakan kata-kata untuk membangun, bukan meruntuhkan.

  67. Menyadari bahwa pengetahuan tanpa penerapan bukan kebijaksanaan.

  68. Menghindari kesombongan dalam keberhasilan.

  69. Mengakui kesalahan tanpa malu.

  70. Menyadari bahwa belajar tidak pernah berhenti.

  71. Menahan diri untuk tidak menghakimi cepat.

  72. Mengerti bahwa pendiam bukan berarti lemah.

  73. Menyadari bahwa tidak semua masalah harus dipecahkan sekarang.

  74. Menghargai orang yang berbeda pandangan.

  75. Menyadari bahwa diam dapat menjadi jawaban.

  76. Menghargai proses introspeksi diri.

  77. Mengetahui kapan harus melepaskan sesuatu.

  78. Menyadari bahwa tidak semua orang ingin diselamatkan.

  79. Menghargai momen kecil yang berharga.

  80. Memahami bahwa kedamaian batin adalah prioritas.

  81. Mengerti bahwa kebijaksanaan tumbuh perlahan.

  82. Menyadari bahwa berbagi pengalaman adalah bentuk berbagi kebijaksanaan.

  83. Memilih hubungan yang sehat secara emosional.

  84. Tidak memaksakan diri untuk disukai semua orang.

  85. Mengerti bahwa memberi ruang untuk orang lain adalah bentuk hormat.

  86. Menyadari bahwa perjalanan hidup orang lain bukan urusan kita.

  87. Menghargai nilai rasa syukur setiap hari.

  88. Menghindari balas dendam sebagai solusi.

  89. Menyadari bahwa hidup tidak adil, tapi bisa disikapi bijak.

  90. Mengerti bahwa penantian kadang lebih berharga dari hasil cepat.

  91. Menyadari bahwa keanggunan ada dalam kesederhanaan.

  92. Memahami bahwa perubahan adalah bagian alami hidup.

  93. Menyadari bahwa tidak semua kebenaran harus diungkapkan.

  94. Mengerti kapan harus mendengarkan lebih banyak daripada berbicara.

  95. Menyadari bahwa masa lalu adalah guru, bukan penjara.

  96. Menghargai keaslian diri.

  97. Menghindari perbandingan yang merusak.

  98. Mengerti bahwa menjaga diri adalah bentuk kebijaksanaan.

  99. Menyadari bahwa hati yang tenang adalah kekayaan sejati.

  100. Hidup dengan kesadaran penuh sebagai bentuk kebijaksanaan tertinggi.

SUMBER AWAL

Once You Turn 50, the Only Reliable Support Is Not Family, But These Five Pillars | Oprah Winfrey

https://www.youtube.com/watch?v=8lV56TmO3l4

Comments

Popular posts from this blog

KUPAS TUNTAS ETERNEL THREE

KUPAS TUNTAS PURIFI THREE

THREE Mr. Les Brown - Christine Peterson and Samson Li