Empowerment Tuesday August 12, 2025 - Kim Hui - Success Curve
https://www.youtube.com/watch?v=XARm5asBHK0
Hidup saya telah berubah begitu banyak. Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari gerakan ini—karena memang ini adalah sebuah gerakan. Saat pertama kali bertemu Chemwi dan melihat tim yang mereka bentuk untuk Three, saya langsung berkata “ya”. Dengan industri ini, kami bisa sedikit mengambil jarak dari pekerjaan utama, lebih banyak menghabiskan waktu bepergian bersama, dan menikmati hidup bersama. Saya tidak bisa menolak untuk bergabung dengan Three dan menjadi bagian dari kelompok luar biasa yang siap membantu mengubah dunia. Tidak ada perusahaan lain dengan tim kepemimpinan yang lebih hebat daripada yang ada di sini.
Selamat siang, selamat pagi, atau selamat malam di mana pun
Anda berada. Terima kasih telah bergabung di Empowerment Tuesday. Saya,
Kim Hui, menyapa Anda langsung dari Los Angeles. Rasanya luar biasa bisa
kembali ke rumah. Melihat cuplikan video yang baru saja diputar membawa kembali
banyak rasa semangat dan refleksi tentang perjalanan kita. Beberapa minggu
terakhir saya berkeliling dunia, bertemu para pengusaha dari berbagai negara,
dan sekarang senang sekali bisa berbagi sesuatu yang sangat dekat di hati saya.
Topik yang ingin saya bahas hari ini adalah success curve—kurva
kesuksesan. Kita sering mendengar istilah learning curve, tapi jarang
sekali ada yang membicarakan success curve. Padahal, ini adalah
perjalanan dari langkah pertama kita hingga mencapai terobosan pertama.
Memahami proses ini sangat penting, karena dengan pemahaman yang tepat, kita
bisa membangun ekspektasi yang benar dan menciptakan hasil yang kita inginkan.
Kurva kesuksesan ini berhubungan langsung dengan pertumbuhan
kita sebagai manusia. Di awal, ada percikan semangat—the spark. Momen
ketika sebuah ide atau keinginan memicu kita untuk memulai sesuatu: ingin
berubah, mencari makna, membangun koneksi, atau mencapai sesuatu yang lebih.
Dari percikan itu, benih kemungkinan mulai tumbuh. Namun, perjalanan menuju
kesuksesan tidaklah berupa garis lurus. Ada banyak tikungan, belokan, dan
tantangan—itulah bagian dari proses pertumbuhan.
Saya membagi kurva ini menjadi empat tahap:
- Spark
– percikan awal semangat.
- Nurturing,
Learning, and Adapting – proses memupuk, belajar, dan beradaptasi.
- Breakthroughs
– terobosan besar.
- Momentum
– hasil dan laju yang berkelanjutan.
Fase pertama ini saya sebut sebagai tutorial stage.
Analogi yang mudah adalah video game: saat memulai permainan, kita harus
melalui tutorial untuk memahami aturan main. Di sini, kita memilih peran atau avatar
yang akan kita jalani. Dalam bisnis, ini berarti mendefinisikan peran
kita—apakah sebagai pengguna produk, pencari pelanggan, atau pembangun bisnis.
Dalam industri sosial e-commerce, inti kegiatan kita ada
dua: mendapatkan pelanggan, dan mendapatkan orang yang juga ingin mendapatkan
pelanggan. Saya sendiri adalah keduanya—pengguna produk yang merasakan
manfaatnya, sekaligus pembangun bisnis yang mencari orang-orang untuk diajak
bekerja sama.
Namun, yang sering terjadi adalah banyak orang berhenti
sebelum tahap tutorial ini selesai. Mereka punya percikan semangat, tapi belum
sempat memahami aturannya, sudah menyerah. Padahal, ini adalah tahap penting
untuk membangun keterampilan, pengetahuan, dan mentalitas yang dibutuhkan agar
bisa bertumbuh di fase berikutnya.
Banyak orang rela menempuh pendidikan empat tahun di
universitas, membayar biaya kuliah, membeli buku, dan datang ke kelas setiap
hari, lalu setelah lulus baru mencari pekerjaan. Namun, saat masuk ke bisnis
seperti ini, jika di bulan kedua atau ketiga belum menghasilkan uang, mereka
langsung berhenti. Padahal mereka belum menguasai aturan dasar bagaimana bisnis
dan industri ini bekerja.
Inilah alasan saya ingin membawakan topik ini—agar orang
memiliki pemahaman yang lebih baik tentang perjalanan yang perlu dijalani,
sehingga lebih sedikit yang menyerah di tengah jalan. Setelah bertahun-tahun
berkecimpung di industri ini, saya melihat pola yang sama berulang kali: banyak
orang datang di hari pertama hanya fokus pada uang. Tentu saja uang bisa
dihasilkan di sini, tapi tetap memerlukan usaha.
Mengapa kita mau menghabiskan empat tahun kuliah sebelum
menghasilkan gaji, tetapi saat bergabung di bisnis ini kita ingin uang besar di
hari pertama? Ini bisnis yang sah dan nyata, yang perlu dijalankan dengan cara
yang tepat. Salah satu alasan industri ini sering disalahpahami adalah karena
banyak yang hanya membicarakan kesuksesan dan uang, tetapi enggan membicarakan
proses perjalanannya.
Masuklah ke tahap kedua: proses sorting atau
penyaringan. Setelah memahami aturan main, kita mulai menerapkan dan menyaring.
Apa yang kita saring? Kita mencari orang-orang seperti kita—calon mitra bisnis
yang punya semangat dan tujuan yang sama. Ibaratnya, jika Anda CEO perusahaan,
Anda mencari dewan direksi atau eksekutif senior yang siap bekerja bersama.
Saya suka memakai analogi kartu remi. Dalam satu set kartu,
hanya ada empat kartu As dari total 52 kartu. Kontak yang kita miliki adalah
setumpuk kartu itu. Saat kita “membalik” kartu dengan berbicara kepada orang,
sebagian mungkin terlihat menjanjikan, tetapi belum tentu As. Kadang kita harus
membalik 20, 30 kartu baru menemukan satu As. Masalahnya, banyak orang menyerah
sebelum menemukan As pertama mereka.
Hukum rata-rata (law of averages) berlaku di sini:
mungkin Anda perlu bicara dengan 50 orang untuk menemukan satu yang benar-benar
cocok. Cara mengatasinya adalah melalui law of large numbers—semakin
banyak orang yang kita temui, semakin besar peluang menemukan As. Dalam proses
ini, kita belajar keterampilan, memahami apa yang berhasil dan apa yang tidak,
serta mengasah cara bertanya dan membangun hubungan.
Mengapa proses ini penting? Karena keberhasilan kita sangat
berkaitan dengan pertumbuhan pribadi. Saya tidak bisa menjamin berapa banyak
uang yang akan Anda hasilkan, tetapi saya bisa menjamin satu hal: jika mau
menjalani prosesnya, Anda akan berkembang menjadi pribadi yang jauh lebih
hebat.
Saya memulai 32 tahun lalu, setelah terkena PHK dari posisi
eksekutif perusahaan. Latar belakang saya adalah akuntansi, sama sekali tidak
berkaitan dengan penjualan. Namun, melalui perjalanan ini saya menemukan bakat
dan potensi yang sebelumnya tersembunyi. Semua itu tidak akan saya temukan
tanpa melalui proses penyaringan, pembelajaran, dan pertumbuhan.
Tahap sorting ini adalah tentang mencari orang-orang
yang memiliki percikan semangat—meski banyak yang mengaku punya, tapi kemudian
menghilang sebelum menyelesaikan tahap awal. Seperti permainan video, Anda
harus menyelesaikan tutorial sebelum bisa naik level. Dan dalam proses ini,
seni yang sangat penting adalah kemampuan bertanya.
Berbicara dengan orang berarti membangun hubungan dan
kepercayaan, sambil tetap memposisikan diri sebagai seseorang yang punya
sesuatu untuk ditawarkan. Kuncinya adalah mendengarkan lebih banyak daripada
berbicara, menanyakan apa yang mereka butuhkan atau inginkan, dan menunjukkan
ketertarikan yang tulus tanpa terikat pada hasil langsung.
Cara kita “memancing” atau prompting seseorang akan
sangat mempengaruhi arah percakapan dan bagaimana mereka merespons Anda maupun
bisnis yang Anda tawarkan.
Bagi saya, sebelum memulai prompting, saya selalu
ingin merasakan dulu “vibe” orang tersebut. Apakah ini tipe orang yang ingin
saya ajak bekerja sama? Saya cukup selektif, karena energi dan waktu saya
berharga. Jadi saya memilih untuk berinvestasi hanya pada orang-orang yang
secara energi dan vibrasi terasa selaras.
Dari sana, saya melakukan prompting dengan
tulus—benar-benar ingin tahu di mana posisi mereka, apa yang mereka butuhkan,
dan apakah mereka memiliki “percikan” semangat itu. Namun, ada satu kesalahan
besar yang sering saya lihat: menaruh harapan pada satu prospek saja. Banyak
orang menemukan satu orang yang kelihatannya tertarik, lalu berhenti mencari
yang lain dan hanya menunggu responsnya. Bulan demi bulan berlalu, bisnis
mereka tidak bergerak maju.
Jangan gantungkan kesuksesan Anda pada satu orang. Bayangkan
seperti menunggu telur ayam menetas—duduk di atasnya berbulan-bulan, berharap
akan jadi anak ayam, tetapi akhirnya tidak terjadi apa-apa. Sementara waktu
berjalan, peluang lain terlewat.
Kuncinya adalah terus membangun pipeline Anda.
Teruslah menyaring dan mencari kartu As Anda. Saat Anda menemukan satu As,
ingat: orang itu juga punya setumpuk kartu sendiri. Tugas Anda adalah mendukung
dan mengajarinya cara menemukan As mereka. Inilah mengapa kita tidak akan
pernah kehabisan orang untuk diajak bicara.
Siapa saja yang kita saring?
- Orang
yang sudah kita kenal.
- Orang
yang kita temui.
- Orang
yang akan kita temui.
Jika Anda benar-benar ingin mengubah hidup, jadilah
pengusaha yang kreatif dan gesit. Dulu, lebih dari 30 tahun lalu, setelah semua
teman, rekan kerja, dan kenalan saya mengatakan “tidak”, daftar prospek saya
habis. Tapi saya tidak berhenti—saya keluar dan mulai bertemu orang baru.
Bahkan ketika tidak punya uang untuk berbelanja, saya berjalan-jalan di pusat
perbelanjaan hanya untuk mencari dan berbicara dengan orang. Dari sanalah saya
mengasah kemampuan bertanya—inti dari prompting.
Sebagai pengusaha, Anda punya waktu 24 jam sehari. Tanyakan
pada diri Anda: “Hari ini saya sudah bicara dengan berapa orang?” Kalau bisnis
Anda tidak berkembang, lihat aktivitas Anda. Kalau Anda hampir tidak bicara
dengan siapa pun, jangan heran kalau hasilnya stagnan. Aktivitas harian Anda,
peran yang Anda jalani, dan pemahaman terhadap proses akan menentukan hasil
akhir.
Jangan terjebak pada satu “super prospect” yang Anda pikir
akan membawa kesuksesan besar. Sering kali, setelah berbulan-bulan menunggu,
orang itu akhirnya berkata, “Sepertinya ini bukan untuk saya.” Dan itu tidak
masalah—tidak semua orang cocok. Bisa saja ini bermanfaat untuk semua orang,
tapi tidak semua orang akan melihat nilainya atau siap untuk menerimanya.
Tugas Anda adalah mencari beberapa orang terbaik untuk
diajak bekerja sama. Bahkan di organisasi besar yang kami bangun, tidak semua
orang yang saya ajak bicara berkata “ya”. Tidak semua yang bergabung
benar-benar menjalankan bisnisnya. Tapi banyak yang tetap menggunakan dan
menyukai produknya—dan itu bagian alami dari model bisnis ini.
Begitu Anda menemukan satu As, masuklah ke tahap berikutnya:
mendukung tim dan mengajari mereka cara kerja yang benar. Anda tidak bisa
mengajarkan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan sendiri. Proses belajar,
beradaptasi, dan menghadapi tantanganlah yang memberi Anda pengalaman dan
kebijaksanaan untuk dibagikan.
Kekuatan terbesar dalam bisnis ini adalah duplikasi. Cerita
dan pengalaman Anda adalah alat yang kuat—orang terhubung melalui cerita.
Ketika mereka melihat apa yang telah Anda lalui dan bagaimana Anda melewatinya,
mereka bisa berkata, “Kalau dia bisa, saya juga bisa.”
Pada tahap awal, banyak orang yang tertarik untuk bergabung,
namun hanya sebagian kecil yang benar-benar mengambil tindakan. Dari kelompok
awal itu, hanya segelintir yang konsisten, dan sering kali bukan langsung dari
mereka, melainkan melalui koneksi yang mereka perkenalkan kepada saya. Dari
satu koneksi yang tepat, semuanya bisa berkembang pesat—karena orang itu adalah
seorang ace.
Seorang ace adalah orang yang benar-benar
menginginkannya dan bersedia melakukan pekerjaan yang diperlukan. Banyak orang
mengatakan “saya mau”, tapi ketika diminta hadir dan berkomitmen, mereka
menghilang. Jadi, seorang ace bukan hanya sekadar bicara, melainkan
orang yang pikiran, ucapan, dan tindakannya selaras. Memang sulit menemukan
orang seperti ini—ibarat mencari jarum di tumpukan jerami—tetapi mereka ada.
Dan seperti kita mencari mereka, mereka juga mencari kita.
Tiga puluh dua tahun lalu, sponsor saya sedang mencari
seseorang seperti saya, dan siapa yang menyangka bahwa dari sebuah PHK, saya
memulai perjalanan pertumbuhan yang akhirnya mengubah hidup saya. Nilai
terbesar bukan hanya pada apa yang saya miliki, tapi siapa saya menjadi selama
proses ini.
Tahap ketiga dalam success curve adalah mendukung
tim. Ketika Anda menemukan ace, tugas Anda adalah memberikan
dukungan penuh—mengajarkan apa yang Anda pelajari, membagikan pengalaman, dan
menunjukkan cara yang berhasil.
Tahap keempat adalah memimpin tim. Ketika ace
Anda membawa Anda kepada ace lainnya, Anda memiliki sebuah tim yang
perlu dipimpin. Pada tahap ini, Anda tidak lagi harus terus-menerus menyaring
orang baru; Anda mulai memimpin, mendukung, dan mengarahkan tim. Di sinilah
leverage menjadi penting—memanfaatkan komunitas global, memanfaatkan alat dan
sistem yang tersedia, serta memanfaatkan panggilan pelatihan rutin yang
disediakan perusahaan.
Prinsip pentingnya adalah “bangun dulu sebelum
menghasilkan”. Anda harus membangun hubungan, membangun kepercayaan,
membangun keterampilan, lalu membangun tim—baru kemudian Anda “membankkan”
hasilnya. Kurva pertumbuhan ini sejalan dengan kurva hasil; pertumbuhan Anda
akan selaras dengan hasil yang Anda capai.
Di awal perjalanan, hasilnya kecil meski pekerjaan terasa
besar. Seperti belajar naik sepeda—Anda tidak bisa hanya membaca panduan, Anda
harus naik sepeda, menjaga keseimbangan, jatuh, lalu bangkit lagi. Saat Anda
melewati tahap tutorial, menyaring, mendukung, hingga akhirnya memimpin,
barulah kerja dan hasil mulai seimbang. Begitu Anda menemukan orang yang tepat,
pertumbuhan akan melesat.
Tanpa melewati tahap-tahap ini, sulit untuk mengajarkan
orang lain. Saya bisa berbagi dan menjawab pertanyaan secara langsung karena
sudah 32 tahun berada di lapangan dan masih terus menjalaninya. Pengalaman
inilah yang membuat ajaran menjadi relevan dan efektif.
Intinya, perjalanan ini terdiri dari tiga hal: berbagi,
mengajar, dan mengajarkan orang lain untuk mengajar—itulah yang
menciptakan duplikasi. Jika Anda belum sampai pada tahap mengajar, gunakanlah
sistem dan manfaatkan para pemimpin yang ada di jaringan Anda. Kita memiliki
komunitas global yang siap mendukung perjalanan Anda.
Pengalaman saya berkeliling dunia dan bertemu pengusaha dari
berbagai latar belakang menunjukkan bahwa orang yang benar-benar
menginginkannya akan melakukan upaya luar biasa. Ada yang menempuh perjalanan
38 jam hanya untuk hadir dalam sesi pelatihan singkat. Ini membuktikan bahwa
ketika seseorang memiliki kemauan kuat, jarak dan waktu tidak menjadi
penghalang.
Kita memang hidup di masa yang penuh ketidakpastian, tetapi
justru di situlah letak peluang. Tugas kita adalah melakukan yang terbaik
dengan apa yang ada, sehingga kita bisa memberi dampak positif bagi orang lain.
Dunia ini indah, dan saya bersyukur bisa hidup serta berkontribusi di dalamnya.
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk mengikuti sesi
ini. Bagi yang menonton rekaman, selamat karena telah berinvestasi untuk
belajar. Di kanal Spark, tersedia banyak materi yang bisa Anda pelajari kapan
saja. Sampai jumpa di perjalanan berikutnya—di mana pun dunia membawa kita.
Comments
Post a Comment